PENGHARAPAN
Di siang hari yang cerah, terik
matahari memancarkan kilaunya ke segala penjuru dunia, tak terkecuali pantai yang
sepi ini. Ombaknya tenang, tidak bergulung gulung membawa buih putih yang
menakuti banyak orang. Pasirnya pun terdiam,ia merasa seakan akan ombak sedang
merajuk kepadanya. Namun pasir pasir itu tetap berharap bahwa secepatanya sang
ombak mendatanginya dengan kehangatan.
Perasaan itu tidak hanya dirasakan oleh
sang pasir, ombak yang tenang itu sebenarnya sedang gelisah dan menunggu kapan
desir angin akan menyambutnya dan mengiringinya untuk bertemu dengan pasir.
Sang ombak yang sedang menanti angin tetap bergerak tenang sambil berfikir kata
kata apa yang akan ia ucapkan ketika bertemu dengan angin nanti.
Jauh disana,
diatas ancala yang menjulang tinggi itu bersembunyilah udara udara yang menyejukan
raga makhluk Tuhan. Udara yang berada dibalik kegagahan gunung ternyata sedang
menanti kapan ia akan dihembuskan. Ternyata ia menanti sang malaikat yang
ditugaskan oleh Tuhan untuk mengatur isi bumi. Dalam harapnya ia menginginkan
bahwa malaikat akan menghembuskannya ke pantai yang sepi itu. Imajinasinya
semakin berkelana tatkala ia memikirkan pantai yang menyejukan pandangan dan
menenangkan jiwa itu kini telah menanti kehadiranya. Ia tak kuasa untuk
membayangkan betapa tentramnya jika ia nanti bertemu dengan ombak, sahabatnya.
Tak sabar rasanya ingin bercerita tentang apa saja yang ia alami selama
bersembunyi di gunung itu. Malaikat, bisakah kau membawaku kepada temanku? aku
hanya tidak ingin kau hembuskan diriku ke selainya. Aku tidak ingin kau
hembuskan ke hutan. Aku tidak ingin menjatuhkan daun daun pepohonan yang damai
itu dan aku juga tidak ingin membuat rusa rusa di hutan itu berdiam diri
dibalik gua karena tak tahan dengan hembusanku yang dingin ini. Namun aku tidak
ingin kau hembuskan aku ke jalanan kota yang menyesakkan itu. Disana begitu
pekat dan bising. Aku tidak ingin racun itu menyebar dan terhirup oleh manusia
yang ingin menikmati kesegaranku. Cobalah bawa aku ke pantai itu, disanalah
handai tolanku berada. Aku pun pasti akan sangat bahagia jika kau membiarkanku
berhembus kesana.
Namun malaikat seperti tak bergeming dan aku rasa ia mengacukan
keinginanya. Sejurus kemudian malaikat memberikanku isyarat dan akupun bersiap
untuk berhembus. Kawanku ombak,
maafkanlah aku, kali ini kita tak bisa bersua yang padahal akupun begitu
menginginkan pertemuan itu. Janganlah kau berburuk sangka kepada ketidak
hadiranku. Mungkin kehadiranku padamu tidaklah ditakdirkan untuk saat ini.
Posting Komentar untuk "PENGHARAPAN"