Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prinsip-prinsip Ibadah

"Prinsip-prinsip Ibadah"


Ibadah adalah hal yang dilakukan setiap insan dalam rangka mengabdi pada Rabb Sang Pencipta. Ibadah biasa dimulai dengan niat, dan senantiasa meluruskan niat adalah yang paling utama. Karena baiknya niat akan menguatkan kita dalam melaksanakan ibadah. Tugas manusia di dunia tak lain dan tak bukan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Sesuai tercantum dalam surah Adz-Dzariyat (51): 56

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Ustadz Arif Rif’an SH.I., M. Si. dalam kajian aqidah di Ponpes Budi Mulia Yogyakarta mengemukakan bagaimana cara terbaik dalam beribadah kepada Allah, yakni dengan cara:

  1. Tidak menyekutukan Allah SWT dengan suatu apapun di dunia ini
  2. Tidak syirik, beribadah semata-mata hanya untuk Allah sesuai dalam surah Al-An’am (6): 162 “Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”
  3. Beribadah dengan ikhlas, Al-Bayinah (98): 5 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus”

Bila kita berbicara mengenai aspek aqidah, maka aqidah adalah perbuatan yang dilakukan oleh hati sebagai bentuk iman. Sedangkan ibadah adalah perbuatan tubuh atau jasad dimana diperintahkan oleh hati. Yang dilakukan hanya untuk Allah SWT mencakup semua perbuatan dan perkataan dengan ikhlas untuk menggapai keridhoan Allah SWT, yang dengan ridho-Nya bisa mengantarkan seseorang menuju surga yang abadi.

Pada aplikasinya banyak permasalahan ibadah yang dipandang berbeda dan mengakibatkan adanya perdebatan dan beda pendapat. Tapi seyogyanya ibadah itu untuk diamalkan bukan untuk diperdebatkan. Adapun prinsip-prinsip ibadah adalah:

    1. Adanya larangan-larangan, kecuali yang diperintahkan
    2. Berdasarkan hukum Al-Qur’an dan sunnah yang dibawa Nabi Muhammad SAW, berikut contoh-contoh hukum yang Allah berikan dalam mengatur sistem kehidupan manusia di dunia;
Surah Al-Maidah (5): 89 “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksudkan (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)”

Surah An-Nisa (4): 92 “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarga (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa-dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

3. Ada syarat dan ketentuan tertentu dalam menjalankan ibadah, contoh dalam melaksanakan sholat ada syarat sah dan rukun sholat yang harus dipenuhi.
4. Tidak diterima suatu ibadah jika tidak disertai dengan keikhlasan, niat yang tulus, dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
5.Ibadah dengan ikhlas, tidak mengharap apa-apa
6. Sesuai dengan contoh dan tuntunan hidup Rasulullah SAW
7. Bid’ah yang mengada-ada itu tertolak ibadahnya

Itulah ketujuh prinsip ibadah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan ibadah yang setiap hari dilakukan sebagai seorang muslim, yang diembankan dipundakanya kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan olah lahir dan olah bathin yang sinkron atau seimbang maka kan terjadi kedewasaan pada diri manusia tersebut. Adapun manusia yang akan diadili pertama kali mengenai amal ibadahnya di akhirat kelak adalah:

  1. Laki-laki syuhada, akan tetapi dihatinya tersimpan riya agar dikatakan       sebagai pemberani yang mati di medan perang
  2. Orang berilmu, akan tetapi dihatinya terdapat riya ingin dipuji dan dikatakan seorang yang ‘alim
  3. Laki-laki kaya yang sombong, yang dihatinya bersemayam riya ingin selalu mendapat pujian manusia

Ibadah merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari bangun tidur sampai tidur lagi bisa kita jadikan ladang ibadah. Diawali dengan niat yang lurus dan memenuhi segala perintah Allah SWT dan Rasulnya, insya Allah setiap langkah dan perbuatan kita bisa bernilai pahala di mata Allah. Wallahualam bisawab.

Penulis: Ida Ayu Nur’Arofah



Posting Komentar untuk "Prinsip-prinsip Ibadah"