Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Interferensi Bahasa dalam Pengajaran Bahasa Arab

Problem Interferensi Bahasa dalam Pengajaran Bahasa Arab


Latar belakang manusia/ pembelajar memiliki peran yang sangat signifikan dalam pengaruh pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam pengembangan keterampilan berbicara (alkalam). Tantangan umum yang muncul dalam pembelajaran keterampilan berbicara termasuk perbedaan karakter antara bahasa Arab dan bahasa ibu, bahasa Indonesia, atau bahasa daerah peserta didik (manusia/ pembelajar). Saat berbicara dalam bahasa Arab, siswa sering mengalami interferensi dengan bahasa ibu mereka, meskipun pola bahasa Arab dan bahasa ibu peserta didik tersebut berbeda (Mustofa, 2018).


Banyak aspek interferensi yang muncul saat belajar bahasa Arab, terutama dalam mengembangkan kemampuan berbicara. Seringkali, pembelajar tidak menyadari bahwa tindakan mereka dapat menghasilkan kesalahan karena kebiasaan dari bahasa sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai pengajar, penting untuk menjadi lebih peka terhadap hal ini dan memberi tahu siswa dengan ramah untuk membantu mengurangi kemungkinan interferensi. Tantangannya semakin kompleks ketika pengajar sendiri tidak menyadari bahwa mereka juga mungkin mengalami interferensi dalam bahasa Arab. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan saling mengingatkan agar kita dapat mengatasi interferensi dengan lebih efektif.





Istilah interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich untuk menyebutkan adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur dua bahasa (Chaer dan Agustina, 2010).

Hartman & Stork mengatakan bahwa interferensi sebagai “kekeliruan” yang disebabkan oleh terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa atau dialek ibu ke dalam bahasa atau dialek kedua (Alwasilah, 1985). 

Dalam hal ini tentu orang yang mempelajari bahasa kedua atau bahasa Arab misalnya akan mengalami kekeliruan yang seharusnya itu menjadi benar bila digunakan dalam bahasa pertama. Nababan menyebutkan bahwa interferensi sebagai suatu “pengacauan” yang terjadi pada penutur dua bahasa yang disebabkan karena penguasaan bahasa yang tidak seimbang. Penguasaan bahasa yang tidak seimbang dapat terjadi pada kemajemukan bilingual.

Kemajemukan ini terjadi karena pemahaman terhadap dua bahasa tidak seimbang sehingga salah satu lebih dominan meskipun yang digunakan adalah bahasa yang lain (Nababan, 1991).

Abdul Aziz al Ashili menjelaskan bahwa interferensi adalah perpindahan seorang peserta didik dari satu sistem bahasa ibu atau kaidahnya ke dalam bahasa kedua baik ketika berbicara maupun menulis. Percampuran dua bahasa yang terjadi dapat mengganggu pembelajaran bahasa kedua (Dimyati, 2010).

Dengan definisi interferensi yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa, dapat disimpulkan dengan adanya kesamaan yang menyebutkan bahwa interferensi adalah terjadinya percampuran dua bahasa yang digunakan oleh seseorang dan dapat mengganggu dan mengacaukan pembelajaran bahasa.

Interferensi linguistik atau kesalahan transfer adalah saat fitur atau struktur bahasa pertama (L1) seorang pembelajar mempengaruhi penggunaannya dalam bahasa kedua (L2). Ini bisa terjadi saat seseorang belajar bahasa Arab sebagai bahasa kedua dan cenderung memasukkan elemen-elemen bahasa pertamanya ke dalam bahasa Arab.

Macam-Macam Interferensi 

Seperti diketahui, bahwa interferensi terjadi karena adanya pemahaman yang dominan terhadap satu bahasa. Interferensi bisa terjadi dalam semua aspek kebahasaaan yaitu:

1. Interferensi budaya

Interferensi budaya adalah fenomena di mana elemen budaya dari bahasa pertama (L1) seorang pembelajar memengaruhi penggunaan bahasa kedua (L2). Ketika pengajar bahasa Arab mengajar kepada pembelajar yang berasal dari budaya yang berbeda, pengajar mungkin menghadapi beberapa contoh interferensi budaya berikut:

a) Tata Krama

Norma-norma tata krama dan penggunaan bahasa yang dianggap sopan dalam budaya seseorang bisa berbeda dalam bahasa Arab. Misalnya, dalam budaya Arab, penggunaan kata ganti “ ” (anta) untuk merujuk pada seseorang bisa dianggap biasa atau tidak biasa dalam konteks formal maupun non formal, sementara dalam beberapa budaya lain, hal ini mungkin dianggap suatu hal yang tidak sopan sehingga menggantikan anta menjadi antum.seperti dalam Masyarakat Jawa.

b) Ucapan Selamat

Ucapan selamat dan ungkapan dalam bahasa Arab bisa berbeda dari bahasa pertama seseorang. Pengajar mungkin perlu menjelaskan perbedaan antara ucapan selamat dalam budaya Arab dan budaya pembelajar.

c) Sistem Nama dan Gelar

Sistem penggunaan nama dan gelar bisa berbeda dalam bahasa Arab. Pengajar perlu menjelaskan penggunaan "as-sayyid" atau "as-sayyidah" sebagai gelar. Bahkan gelar akademik yang biasanya selalu tercantum dengan nama seseorang pada Masyarakat Indonesia disebutkan juga dalam berkomunikasi dengan bahasa arab padahal dalam budaya arab modern tidak dikenal hal tersebut.

d) Ekspresi Agama

Istilah atau ungkapan agama dalam bahasa Arab mungkin lebih umum dalam budaya Arab. Pengajar mungkin perlu menjelaskan makna dan penggunaan istilah-istilah ini kepada pembelajar dari budaya yang tidak familiar.

e) Budaya Sosial dan Etiket

Etiket sosial, norma perilaku dan ekspresi dalam budaya Arab bisa berbeda dari budaya seseorang. Pengajar bisa membahas contohcontoh etiket sosial dalam konteks bahasa Arab.

f) Konsep Waktu 

Konsep waktu dalam budaya Arab mungkin berbeda dari budaya pembelajar. Pengajar bisa menjelaskan penggunaan waktu dalam ungkapan sehari-hari dan dalam konteks keagamaan.

g) Istilah Sehari-hari

Penggunaan istilah sehari-hari dalam bahasa Arab bisa berbeda dalam budaya
seseorang. Pengajar bisa membantu pembelajar memahami arti dan penggunaan istilah-istilah ini.

h) Konsep Keluarga

Konsep keluarga dalam budaya Arab bisa memiliki nilai dan norma yang berbeda. Pengajar bisa menjelaskan hubungan keluarga dan istilah yang berkaitan dalam bahasa Arab.

2. Interferensi leksikal 

Interferensi leksikal yaitu masuknya unsur leksikal bahasa pertama ke dalam bahasa kedua. Interferensi ini terjadi dalam bahasa Arab baik dalam isim, fiil, sifat, huruf, isim dhomir, nakiroh dan makrifatnya (Dimyati, 2007). 

Contoh interferensi jenis ini, 
Interferensi leksikal

kosa kata yang bergaris bawah terlihat dan terdengar seperti bahasa Arab, padahal itu adalah bahasa Indonesia yang masuk kedalam ungkapan bahasa Arab.

3. Interferensi semantik

interferensi ini terjadi dalam penggunaan kata yang mempunyai variabel dalam suatu

bahasa. Contoh dari interferensi ini yaitu ungkapan yang sering digunakan oleh siswa yang belajar bahasa Arab dalam menyebutkan sekolah MTS, mereka mengatakan

Interferensi semantik

4. Interferensi sintaksis

interferensi ini meliputi sistem gramatikal atau sintaksis bahasa Arab yang digunakan oleh siswa akan tetapi tata bahasa yang digunakan bercampur dengan tata bahasa pertama. Seperti kata

Interferensi sintaksis

ungkapan dalam bahasa Arab harus ada kesesuaian kata, baik dari bentuk tunggalnya, dobelnya, maupun pluralnya.


5. Interferensi morfologi

yaitu interferensi yang terjadi pada pembentukan dan perubahan bentuk kata (sharf). Contoh dari interferensi ini yaitu ungkapan, 

Interferensi morfologi

 yang berarti dua kitab. Padahal bentuk dobel dalam bahasa Arab cukup menambahkan alif dan nun atau ya’ dan nun dari bentuk tunggalnya yang biasa juga disebut tatsniyah.


6. Interferensi fonologis

Interferensi fonologis merupakan interferensi pada pengucapan atau lafal, Seperti halnya kata , yang diucapkan dengan syin tipis yakni. Makna dari kata tersebut tentu berubah, kata yang pertama bermakna “keras” dan yang kedua bermakna “halus”. Bahkan dikalangan para khatib pun sering terdengar ungkapan :

ونعوذ ابهلل من سرور أنفسنا

Padahal yang dimaksud

7. Interferensi paralinguistic

yaitu gerakan atau isyarat yang digunakan oleh pengguna bahasa akan tetapi tidak dikenal dalam bahasa kedua (Dimyati, 2010).

Faktor-Faktor Terjadinya Interferensi

Interferensi merupakan kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi, diantara faktor yang menyebabkan munculnya interferensi yaitu:

a. Kedwibahasaan peserta tutur

Kedwibahasaan peserta tutur merupakan sebab pokok terjadinya interferensi serta aneka pengaruh yang lain dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing.

b. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima

Keterbatasan kosa-kata yang akan digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan konsep terbaru tersebut yang membuatnya terpaksa menggunakan kosa kata bahasa ibu atau sumber, baik hal itu dirasa disengaja maupun tidak. Faktor kurangnya dan terbatasnya kosakata bagi seorang penutur dwibahasa inilah yang mengakibatkan ia mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa sumber serta menjadikannya cenderung untuk menimbulkan terjadinya interferensi. Interferensi yang diakibatkan oleh kebutuhan kosakata baru cenderung dilakukan secara sengaja oleh pemakai bahasa.

c. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima

Tipisnya kesetiaan pengguna dua bahasa terhadap bahasa penerima cenderung akan menimbulkan sikap negatif. Hal itu mengakibatkan ketidakpedulian terhadap kaidah bahasa kedua yang digunakan dan unsur-unsur yang dikuasai dalam bahasa sumber.

d. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan

Interferensi yang disebabkan oleh menghilangnya kosakata yang jarang digunakan tersebut akan berakibat terjadinya interferensi bahasa seperti interferensi yang disebabkan kurangnya kosakata bahasa pengguna bahasa, yaitu unsur serapan atau unsur pinjaman akan lebih cepat diintegrasikan karena bahasa penerima sangat membutuhkan unsur tersebut.

e. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu

Kebiasaan yang terbawa dalam bahasa ibu pada bahasa kedua yang sedang digunakan, pada umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan kurangnya penguasaan terhadap bahasa kedua.

Setiap orang yang belajar bahasa asing termasuk bahasa Arab tidak bisa terhindar dari terjadinya interferensi bahasa, sebab utamanya adalah karena belajar bahasa tetapi jauh dari lingkungan bahasa (biah lughawiyah). Lingkungan bahasa memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengajaran bahasa Arab, seperti yang terjadi dalam pengajaran bahasa lainnya.

Posting Komentar untuk "Interferensi Bahasa dalam Pengajaran Bahasa Arab"