Nasihat Nabi Muhammad S.A.W untuk Abdullah ibn Abbas a.a
Oleh Ustadz Sigit Aribowo, Disampaikan dalam Kajian Wali Murid SD Muhammadiyah Tegallayang II.
Jamaah yg dimuliakan Allah,
Dalam kesempatan ini, tidak ada kata kata yg pantas kita ucapkan
saat ini melainkan untaian kata dalam rangka syukur kita kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan nikmat yang begitu banyak kepada kita, yang kita tidak mampu
menghitungnya satu persatu, terutama nikmat hidayah dalam wujud iman yang
tertanam di hati kita. Semoga Allah senantiasa menjaga iman tersebut sampai
akhir hayat sehingga mencapi akhir yang husnul khatimah.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita, manusia paling mulia di sisi Allah SWT, nabi Muhammad s.a.w,
seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan setiap manusia yang istiqamah di atas
sunnahnya sampai akhir zaman. Aamiin.
Jamaah yg dimuliakan Allah,
Pagi ini saya sangat berbahagia karena bisa hadir di tengah
bapak ibu semua dalam keberkahan yg berlapis lapis, berkah tempatnya, berkah
majelisnya, karena kita hadir dalam sebuah majelis ilmu. Dan Rasulullah s.a.w
menyebutkan setiap langkah yang kita tempuh dalam majelis ilmu mampu
menggugurkan dosa dosa kita, meninggikan derajat kita di sisi Allah swt, dan
mempermudah jalan kita menuju surga.
semoga duduk kita merupakan taman diantara taman taman surga,
tempat Allah mencurahkan rahmatnya, menaungi dengan sayap sayap malaikatnya,
menurunkan sakinah dalam hati kita dan menyebut nama kita dengan bangga di
depan makhluk makhluknya yg mulia.
Pada kesempatan ini saya akan membahas sebuah nasihat dari
Rasulullah s.a.w kepada seorang sahabat mulia. Seorang sahabat nabi s.a.w yang
sangat terkenal akan kehebatannya, hebat dalam keilmuanya, kesolehannya,
keahliannya, kepemimpinannya. Tingginya ilmu beliau, menjadikan sahabat ini
diangkat menjadi staf ahli kekhilafahan di masa Umar bin Khatab r.a. pada umur
15 tahun. Jadi, kalau ada permasalahan yang rumit, Umar bin khatab r.a. berkonsultasi
dengan sahabat muda ini. Adakah yg bisa menebak siapa nama sahabat nabi s.a.w ini?
Ya, beliau adalah Abdullah ibn Abbas r.a.
Abdullah ibn Abbas r.a. adalah salah satu orang di masa itu yg
menggambarkan hebatnya generasi masa itu, hasil didikan Rasulullah s.a.w. Tidak
heran kalau Rasulullah s.a.w menyebutkan bahwa generasi para sahabat ini adalah
generasi terbaik sepanjang zaman. Dan saya ingin kita semua belajar dari
mereka, orang orang mulia ini agar bisa membangun generasi yg soleh, generasi
yg akan mengembalikan kejayaan islam seperti dulu lagi. Kejayaan tidak bisa
dicapai tanpa pondasi kesolehan yang kokoh.
Abdullah ibn Abbas r.a. sesuai namanya adalah putera Abbas r.a,
paman nabi s.a.w, jadi Abdullah ibn Abbas r.a. adalah sepupu nabi s.a.w. Abdullah
ibn Abbas r.a. dididik langsung oleh Rasulullah s.a.w selama 4 tahun, dari umur
8-12 thn. Dilanjutkan di masa khalifah abubakar selama 2.5 thn, dan pada umur
15 thn sudah dipercaya menjadi konsultan nya Umar bin khatab r.a., dan terbukti
di zaman Umasr r.a., peradaban Islam berkembang sangat pesat. Di mana persia
berhasil dikalahkan dan romawi dipukul mundur.
Jadi sekolah di zaman itu tidak perlu lama lama, cukup 7 tahun
sudah bisa mencetak seorang yang berilmu yang dipercaya memegang jabatan
penting di sebuah negara. Di zaman ini adakah pendidikan anak 7 tahun sudah
mencetak orang hebat? Harusnya kita sebagai umat islam mempelajarinya, yaitu bagaimana
cata mendidik anak anak kita sesuai dengan apa yang dilakukan oleh nabi s.a.w
dan para sahabat di zaman itu.
Nah, ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Abdullah ibn Abbas
r.a. yg diabadikan dalam sebuah hadits. Kisah ini layak untuk kita jadikan
referensi tentang bagaimana seharusnya menanamkan nilai nilai, nasihat nasihat
untuk anak anak generasi muda kita. Walaupun kita generasi tua juga perlu
nasihat ini. Beberapa kalimat nasihat yang jika dipahami dan dipegang
kuat oleh seseorang akan menjadikan orang tersebut memiliki pondasi keimanan
yang luar biasa kuat.
Supaya menghayati kisah ini, bapak ibu perlu membayangkan
situasinya, pada saat Rasulullah s.a.w menyampaikan hadist ini di hadapan
seorang anak yang berumur 8-12 tahun (seumuran anak SD).
عبْد الله بن عَبّاسٍ -رَضِي اللهُ عَنْهُما-
قالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَوْمًا،
فَقَالَ: ((يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ؛ احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ،
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ،
وَإِذَا اسْتَعَنْتَ
فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ
أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ
يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ
يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ
عَلَيْكَ، رُفِعَتِ
الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ))
Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan,
suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat:
Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati
Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika
engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya
seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan
kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun
mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak
akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena
telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”
(Imam Tirmidzi di dalam kitab beliau Sunan At Trmidzi no. 2516,
Imam Ahmad bin Hambal di dalam kitab Al Musnad: 1/307, dan beberapa ulama lainnya)
Hikmah:
Kalimat #1. Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu
Rasulullah s.a.w mengajarkan kepada seorang anak tentang imbal balik antara amal dan pahala, dimana pahala ini adalah perkara ghaib, bukan sesuatu yang bisa dinilai secara materialistis dan belum tentu bisa dirasakan langsung di dunia. Jadi ini mengajarkan kepada kita dalam mendidik anak anak kita untuk tidak melulu memberikan imbalan materi, walaupun dalam taraf tertentu diperbolehkan. Karena jika terbiasa dengan imbalan materi/duniawi maka tidak akan terbangun keimanan tentang pahala di akhirat yang dijanjikan Allah SWT. Dan tujuan duniawi dalam melaksanakan amal (baik yang wajib maupun sunnah) adalah termasuk syirik. Diliht dari penggunaan bahasa, Rasulullah juga menggunakan kalimat yang maknanya begitu dalam. Makna menjaga Allah adalah memastikan diri kita menjaga hak hak Allah sebagai dzat yang disembah, lebih khusus lahi melaksanakan setiap perintah dan menjauhi larangan Nya.- Kalimat #2 Jagalah Allah,
niscaya kau dapati Dia di hadapanmu
Nabi s.a.w mengajak
anak itu berfikir dengan bahasa kiasan, bahwa sesungguhnya Allah tidak benar
benar hadir dihadapan dalam wujud yang bisa kita lihat. Lagi lagi Rasulullah
mengajarkan keyakinan terhadap sesuatu yang ghaib, dan menanamkan bahwa imbalan
dari menjaga Allah tidak hanya dirasakan di akhirat karena kehadiran Allah bagi
hambanya yang bertakwa juga dirasakan di dunia. Orang yang menjaga hak hak
Allah tidak akan merasa gelisah karena yakin bahwa Allah akan selalu hadir di
saat dibutuhkan.
- Kalimat #3 Jika engkau
hendak meminta, mintalah kepada Allah
Rasulullah ingin
mengikat betul anak tersebut dengan Allah, tidak dengan yang lain (makhluk),
sehingga mencukupkan Allah sebagai satu satunya tempat meminta. Dan hendaknya
kita juga mengajarkan kepada anak anak kita untuk selalu meminta sesuatu (yang
dibutuhkan) sekecil apapun kepada Allah, misa meminta sepatu baru, tas baru,
dll dan Allah yang akan memenuhi kebutuhan tersebut melalui jalan yang
dikehendaki Nya (misal melalui orang tua). Kalimat ini membangun keimanan bahwa
Allah lah yang hakikatnya memberikan rizki dan memenuhi kebutuhan dan
permintaan setiap hambanya.
- Kalimat #4 dan jika engkau
hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah
Rasululah juga
mengajarkan bahwa secara fitrah manusia tidak akan lepas dari kesedihan,
kesakitan, kekecewaan, dan membutuhkan pertolongan, dan hanya Allah lah tempat
bergantung. Ini adalah ajaran akidah yang menempatkan Allah sebagai satu
satunya tempat memohon pertolongan, bukan dukun, bukan orang kuat, bukan obat,
dll
Yang bisa kita ajarkan
kepada anak anak kita adalah bahwa setiap kita mengalami sesuatu yang tidak
enak (sakit, sedih, dll) untuk selalu ingat kepada Allah dan memohon kepada
Allah sebelum melanjutkan kepada ikhtiar lainnta misal minum obat
- Kalimat #5 Ketahuilah,
seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal
itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan
untukmu
Ini adalah konsep hidup tentang rizki bahwa hakikatnya rizki
sudah ditetapkan oleh Allah, dan rizki kita tidak akan tertukar dengan rizki
orang lain. Boleh jadi seseorang kaya raya tetapi rizkinya sempit karena tidak
bisa menikmati kekayaan yang ada di sampingnya. Dan boleh jadi orang miskin
memiliki rizki yang lebih luas karena bisa menikmati lebih banyak hal dari
orang kaya tersebut tanpa harus memiliki. Konsep ini menjadikan seseorang tidak
khawatir tentang rizki, tinggal melakukan ikhtiar untuk menjemputnya.
- Kalimat #6 Dan andaipun
mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu
tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk
dirimu
Rasulullah mengajarkan konsep tentang kematian yang sudah
ditentukan oleh Allah kapan dan di mana terjadinya. Sehingga tidak akan
khawatir dengan ancaman apapun selama diatas jaman kebenaran. Keberanian di
atas jalan kebenaran ini adalah modal penting bagi orang orang hebat, tidak
takut mati.
- Kalimat #7 Pena telah
diangkat dan lembaran-lembaran telah kering
Rasulullah mengajarkan
kepada anak tersebut semua takdir manusia, makhluk lainnya dan alam semesta
sudah tertulis di dalam lauh mahfuzh. Sehingga kita tinggal menjalani nya
sesuai dengan guideline (petunjuk) yaitu Quran dan Sunnah. Ketika diberikan
kenikmatan à bersyukur dan ketika diberikan kesusahan à bersabar.
Dalam riwayat lain, hadits ini dilanjutkan dengan kalimat:
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ
الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya pertolongan Allah itu bersama kesabaran, dan solusi itu
bersama kesulitan dan bahwasanya bersama kesulitan ada kemudahan.
Kalimat ini mengajarkan tentang pentingnya bersabar jika ingin
berhasil dan motivasi bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada setiap
hambanya yang bersabar, sabar dalam ikhtiar dan sabar menghadapi ketetapan
Allah, yaitu yang mengucapkan
إنَّا ِللهِ وإنَّا
إلَيْهِ رَاجِعُوْن
Ridha terhadap qadha dan qadar Allah adalah salah satu rukun
iman.
Doa Rasulullah S.A.W. untuk kedua cucunya
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ: إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا
إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ
وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.
Sesungguhnya bapak kalian (Ibrahim as) memohonkan perlindungan
untuk Ismail dan Ishaq, aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang
sempurna dari setiap setan dan segala hewan berbisa, serta dari setiap ‘Ain
yang dapat mencelakai.
Posting Komentar untuk "Nasihat Nabi Muhammad S.A.W untuk Abdullah ibn Abbas a.a"