Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asah Ketajaman Empati

Asah Ketajaman Empati

Oleh Ahmad Zia Khakim, S.H 

(MHH PWAisyiyah Jawa Tengah) 

Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama (Adler, 1927). Oleh karena itu, kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain. 

Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial kita. Maka Jangan sampai Salah Bergaul Dan pandai-dapai mencari lingkungan yang Mendukung, Lingkungan yang dimaksud di sini adalah keluarga, teman-teman, dan lingkungan masyarakat tempat kita tumbuh. Karena merekalah kita mendapat nilai-nilai tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan menjadi suara hati kita untuk selalu membantu dan menjaga sesama. Kepedulian sosial yang di maksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian. 

Sumber kepedulian sosial berasal dari dua sumber, yakni: 

1) Bersumber dari cinta 

Kepedulian sosial muncul dari kepekaan hati untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah empati, yang dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk memahami dan merasakan perasaan-perasaan orang lain seolah-olah itu perasaan diri sendiri Atau bisa juga disebut Empati. 

2) Tidak karena macam-macam alasan 

Kepedulian sosial yang kita kembangkan adalah kepedulian yang timbul dari hati yang terbuka mau berbagi untuk sesamanya tanpa didorong atau disertai alasan-alasan tanpa meminta imbalan apapun, keterpanggilan until beramal .

Hambatan dalam mewujudkan kepedulian sosial 

Ada beberapa hal yang merupakan hambatan kepedulian sosial, diantaranya adalah sebagai berikut: 

Egoisme

Egoisme merupakan doktrin bahwa semua tindakan seseorang terarah atau harus terarah pada diri sendiri. (selalu hanya dirinya sendiri yang menjadi Prioritas. 

Materialistis 

Merupakan sikap perilaku manusia yang sangat mengutamakan materi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demi mewujudkan itu mereka umumnya tidak terlalu mementingkan cara untuk mendapatkannya.( hedonis kawan setianya Materialistic) 

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karna itu lumrah jika manusia memiliki kepedulian sosial terhadap sesama. Tetapi dengan semakin pesatnya teknologi-teknologi modern saat ini yang bisa menghubungkan individu dengan individu lain tanpa batasan ruang dan waktu, seperti facebook, twitter, Whatssup dll. Membuat sebagian individu memiliki sifat individualistis yang dominan dikarnakan dampak dari perkembangan jaman dan teknologi ini, sehingga berpengaruhi terhadap kepedulian sosial individu saat ini. Oleh karna itu, topic diatas sangat penting untuk kita pahami dan pelajari, agar kepedulian sosial yang ada di kultur budaya kita bisa tumbuh kembali. 

Implementasi Terhadap Masyarakat 

Setelah berusaha mengimplementasikan kepedulian sosial terhadap diri sendiri. Sekarang waktunya kita untuk menerapkan sifat kepedulian sosial dalam bermasyarakat. Karna manusia adalah makhluk sosial, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Seperti kita bergabung dalam suatu organisasi. Kita harus bisa membuang sifat egois dan materialistis jauh-jauh, sehingga kita bisa melakukan semua kegiatan dalam organisasi tersebut dengan baik, seperti berperilaku adil dalam mengambil keputusan, membantu anggota lain yang lagi kesulitan dan lain sebagainnya, pertanyaan Saya selanjutnya sudahkah Kita berbuat sesuatu Untuk NTB (Lombok?)


Posting Komentar untuk "Asah Ketajaman Empati"