Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resume seminar dengan tema: Diplomasi Pesantren oleh: KH. Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A.


1. Ada wartawan yang bertanya kepada Pak KH.Zarkasyi berapa banyak alumni Gontor yang menjadi orang besar. Pak Zar menjawab: "Ukuran besar menurut kami dan anda beda!". Orang besar menurut kami adalah alumni yang ikhlas mengajar disurau kecil. InsyaAllah surganya tidak kalah dengan surga para pejabat.

2. Panca Jiwa sebetulnya sudah dicetuskan KH.Imam Zarkasyi sejak tahun 1966 di Yogyakarta tetapi yang merespon saat itu tidak banyak.

3. Lima aspek penting Panca Jiwa itu yang tahu dan bisa menerapkan ya alumni Gontor sendiri bukan orang lain.

4. Keberhasilan Panca Jiwa itu terletak bukan hanya pada teori tetapi pada praktek dan keteladanan.

5. Kemandirian pondok itu berarti  bahwa segala urusan  berusaha diurus sendiri.

6. Nilai pendidikan yang ada di Gontor itu semuanya ada  baik teori, akhlaq, karakter building, kepemimpinan dll.

7. Pendidikan di Gontor itu bersifat holistik dalam arti menyeluruh.

8. Gontor ibarat pabrik yang menyediakan onderdil dan suku cadang yang dibutuhkan masyarakat.

9. Dulu ada seorang santri dengan bekal pendidikan di Gontor bisa sekolah di Madinah dan menjadi sastrawan yang kumpulan syair- syairnya dibukukan dan dicetak di Saudi dengan judul :

ديوان رحمة عارفين

Padahal waktu di Gontor seorang pemusik.
Ada lagi seorang pengusaha yang kemudian jatuh dari usahanya, lalu berawal dari sebuah acara yang seyogyanya diisi oleh seorang muballigh dan ternyata berhalangan, akhirnya dia yang menggantikan posisi muballigh tersebut dan ternyata apa yang dia sampaikan sangat memukau dengan kutipan ayat Al- Quran, hadist, mutholaah dan  mahfudzatnya maka akhirnya dia ketagihan dan ujung-ujungnya dia menjadi penceramah. Padahal dulu di Gontor cuma sampai kelas 2 KMI. Dan ketika ditanya ternyata modalnya ia dapatkan dari kegiatan  muhadharah ( latihan pidato) ketika di pondok.

10. Nahwu di Gontor ada yang  menganggap remeh dan menganggap bahwa  buku Nahwu Gontor dipelajari di Mesir di tingkat Ibtidaiyyah. Mereka tidak faham bahwa penggunaan buku itu dipilih karena sistimatis dan mudah difahami. Belum lagi dibarengi dengan metodologi pengajaran yang efektif dan efisien sehingga mudah untuk diterapkan. Terbukti bahwa para menerjemah resmi pada saat kedatangan raja Salman dari Saudi yang  datang berkunjung ke Indonesia adalah anak- anak Gontor.

11. Pola pendidikan Gontor itu tercakup dalam pendidikan akhlaq  baik intra, ektra dan co kulikuler. Ingat! Bahwa dalam Islam ilmu itu sangat berkaitan dengan nilai akhlak . Maka dari itu menjadi alim saja tidak cukup, jangan sampai menjadi orang _alim ghoiru sholih._.
Itulah hakikat ilmu yang bermanfaat itu yaitu ilmu yang mampu membangun keshalihan maka dari itu Nabi men gajarkan doa :

اللهم إنا نعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشع ومن دعاء لا يسمع
 _" Yaa Allah aku berlindung padaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari hati yang tidak takut padaMu dan dari permohonan yang tidak didengar ( dikabulkan)!"._

12. Kiat- kiat memajukan pesantren. Gontor tak punya etalase tapi alumni- alumni dengan kiprahnya di masyarakat itulah etalase Gontor dengan terus menjaga kwantitas dan kwalitasnya.

13. Kedatangan tamu dan _ikroomu Dhaif_ itu adalah salahsatu sarana membangun diplomasi pesantren. Begitu juga dengan network atau jaringan ke berbagai lembaga baik dalam maupun luar harus terus dijalin.

14. Ada yang bilang : " Kiayi kok sering keluar !" Kita jawab kalau keluar untuk kepentingan pondok itu harus, daripada wara-wiri nyari istri baru !" .

15. Pondok tidak harus selalu menggunakan prinsip _yaadu suflaa_( tangan yang selalu dibawah untuk meminta) tapi prinsipnya sama- sama membangun. Mesjid UNIDA dari pak Probo 600 juta, ada yang bantu lagi 600 juta ternyata masih kurang maka pondok mengeluarkan dana 700 juta, jadilah mesjid UNIDA.

16. Ingat! Barokah itu bukan hanya rizki tetapi barokah koneksi. Dan muadalah itu juga bagian dari barokah koneksi.

17. Pemerintah terlambat mengakui Gontor . Mesir sudah mengakui ijazah Gontor sejak tahun 1957 sedangkan pemerintah baru tahun 2000. Kursus jahit saja diakui pemerintah masa Gontor tidak!. Hanya karena tidak mau ikut kurikulum pemerintah, padahal diluar negeri, sekolah yang punya sistem mandiri walau  berbeda dengan pemerintah justru dihargai. Yang jadi ukuran adalah keberhasilan dan kiprah alumninya. Akhirnya Universitas Brawijaya menulis di formulirnya: Lulusan SMA atau KMI Gontor. Begitu juga Polda Jatim .

18. Seeibu Gontor itu berarti 1000 KMI. bukan Tsanawiyah.

19. Sekarang ini Universitas Negeri apa Swasta tidak terlalu penting tetapi yg lebih penting nilai akreditasi A atau B.

20. Di UNIDA fakultas tidak penting pokoknya keluar dari UNIDA harus siap dipanggil Ustadz.

21. Diera digital kita harus mengerti perangkat- perangkat itu karena akan sangat memudahkan .

من لم يعرف الحاسوب الآلي فليذهب الى الغابة ، لأنه لا يليق أن يعيش في العصر الحديث

" _Barangsiapa yang tidak mengenal perangkat komputer maka pergilah ke hutan karena ia adalah orang yang tidak layak hidup di abad modern ini!"._

Wallohu ' alam Bishowab. 
 _(* Ditulis berdasarkan catatan saat seminar  disampaikan, dengan tanpa mengurangi substansi yang dipaparkan. Semoga bermanfaat!_)

Posting Komentar untuk "Resume seminar dengan tema: Diplomasi Pesantren oleh: KH. Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A."