Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Web 2.0

بِسْÙ…ِ اللّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Konsep Web 2.0

Mulai dari awal kemunculannya, web telah berkembang dari alat kerja kelompok untuk para peneliti di CERN hingga menjadi seperti ruangan informasi global dengan jutaan pengguna. Kurang lebih selama 15 tahun berkembang, konsep web kembali ke akar utama penggunaannya yaitu sebagai read/write tool dan dianggap memasuki fase baru yang lebih sosial. Tren tersebut telah membuat sebuah opini umum bahwa web telah memasuki “fase kedua” atau web versi 2.0. Secara resmi istilah “web 2.0” yang menggambarkan fenomena tersebut dimunculkan pada tahun 2004 oleh Dale Dougherty, seorang wakil presiden O'Reilly Media (perusahaan terkenal untuk konferensi yang berhubungan dengan teknologi dan buku-buku berkualitas tinggi) dalam diskusi tim pada konferensi potensi masa depan tentang web. Salah satu hasil diskusi tersebut menyatakan bahwa kemampuan untuk menerapkan teknologi web 2.0 sebenarnya tetap didasarkan pada standar web sebelumnya atau disebut dengan istilah web 1.0. Oleh karena itu, istilah web 2.0 sebaiknya tidak dipandang sebagai evolusi dari web 1.0, namun dipandang sebagai konsekuensi dari penerapan web yang lebih baik. Pernyataan tersebut merupakan kunci untuk memahami bahwa konsep web 2.0 merupakan upaya untuk membuat dampak yang bermakna dengan menggunakan teknologi web. Berdasarkan hal tersebut, terdapat enam ide yang menjelaskan mengapa web 2.0 dapat menimbulkan dampak besar yang bermakna (Anderson, 2007).  Keenam ide tersebut yaitu:
1.      Materi yang dibuat pengguna
2.      Memanfaatkan kekuatan crowd pengguna
3.      Data dalam skala yang besar
4.      Arsitektur partisipasi pengguna
5.      Efek jaringan
6.      Keterbukaan

Beberapa aplikasi ataupun  layanan berbasis web yang menunjukkan penggunaan konsep web 2.0 beserta kategori dan kaitannya dengan keenam ide di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.1 Contoh Kategori Layanan Web 2.0 (Anderson, 2007)
Kategori (Berdasarkan pada upaya yang dilakukan)
Penjelasan dan Hubungan Indikasi Terhadap Ide Web 2.0
Contoh
Jaringan sosial
Situs jejaring sosial yang memfasilitasi bertemunya orang-orang dalam dunia maya, menemukan pemikiran dan pendapat, berbagi konten.
Kategori ini memanfaatkan ide kekuatan crowd pengguna, efek jaringan dan materi yang dibuat pengguna.

linkedin.com
zoominfo.com
facebook.com
twitter.com
instagram.com
Kolaborasi
Web untuk pekerjaan/karya yang memerlukan kolaborasi pengguna (seperti Wikipedia) yang dibangun menggunakan alat piranti lunak wiki-like.
Kategori ini memanfaatkan ide kekuatan crowd pengguna.

wikipedia.org
hubpages.com
Penggabungan Layanan
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber web dan mempublikasikan di satu tempat. Termasuk berita dan RSS feed agregator serta alat-alat yang membuat halaman web tunggal dengan materi yang berasal dari berbagai feed.
Kategori ini memanfaatkan ide dari materi yang dibuat pengguna.

techmeme.com
netvibes.com
Data “mash-ups
Web services yang mengambil data atau layanan secara bersama-sama dari sumber yang berbeda untuk membuat layanan baru (penggabungan dan kombinasi).
Kategori ini memanfaatkan ide dari data dalam skala yang besar dan keterbukaan data.

ispecies.org
Pelacakan dan Penyaringan
Materi
Layanan yang mampu melacak, menyaring, menganalisis dan memungkinkan pencarian konten yang terus bertambah dari berbagai blog atau layanan berbagi multimedia dan lain-lain.
Kategori ini memanfaatkan ide dari data dalam skala besar.  

digg.com
Sumber ide atau karya dari crowd.
Layanan untuk mencari ide-ide, solusi untuk masalah atau penyelesaian masalah dari pengguna web lainnya.
Kategori ini memanfaatkan ide kekuatan crowd pengguna.

innocentive.com

Web 2.0 di Lingkungan Kerja

Akhir-akhir ini aplikasi web 2.0 seperti platform jejaring sosial media bukan hanya ramai digunakan untuk kebutuhan  personal individu, namun juga sudah mulai umum digunakan di lingkungan kerja. Web 2.0 dianggap mampu memperbaiki proses-proses terkait pekerjaan dengan memperkuat kolaborasi, pemecahan masalah atau berbagi informasi (Wong dkk., 2016). Meski demikian, tidak semua organisasi kemudian berantusias untuk mengadopsi dan menggunakannya (Davison dan Ou, 2013). Keraguan untuk mengadopsi aplikasi web 2.0 dapat dipahami karena penggunaannya membawa risiko dalam lingkungan kerja seperti risiko keamanan dan privasi (Fast, 2015). Sebagai suatu bentuk media komunikasi, web 2.0 dapat digunakan untuk berbagai tujuan komunikasi seperti tujuan internal organisasi, komunikasi vertikal (komunikasi pimpinan ke bawahan) dan komunikasi horizontal (diantara sesama pegawai, rekan bisnis atau tim marketing kepada calon pelanggan) (Wong dkk., 2016).

Penggunaan web 2.0 di lingkungan kerja diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi suatu organisasi. Salah satu studi untuk membuktikan hal tersebut telah dilakukan oleh Wong dkk. (2016). Studi mencoba mengembangkan suatu model yang mengonsep proses komunikasi dalam organisasi dengan memanfaatkan teknologi web 2.0. Salah satu hasil dari studi menyebutkan bahwa partisipasi pegawai dalam interaksi berbasis web 2.0 dapat meningkatkan kerjasama tim. Selain itu, teknologi web 2.0 mampu menstimulasi organisasi untuk memperkirakan bagaimana organisasi dapat melibatkan pegawai secara langsung dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Model yang dikembangkan Wong dkk. merupakan adaptasi dan kombinasi dari communicative ecology framework (CEF) dengan model web 2.0 and organizational communication (W2OC). Kerangka CEF menggambarkan hubungan media komunikasi, orang, lingkungan sosial dan materi komunikasi dalam suatu lingkungan timbal balik. Interaksi antar orang yang terbentuk dalam kerangka CEF memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Model W2OC melengkapi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada kerangka CEF dengan menggunakan teknologi web 2.0.

Gambar Model Communicative Ecology Framework - Web 2.0 Organizational Communication (CEF-W2OC) (Wong dkk., 2016)

  • Penggunaan Web 2.0
Penggunaan aplikasi web 2.0 di lingkungan kerja dalam suatu organisasi mendukung berbagai fungsi antara lain membuat pegawai tetap memperoleh informasi terbaru, sarana berbagi informasi dan pengetahuan, menghubungkan organisasi dengan pelanggan dan rekan kerja serta sarana memberikan pelatihan.

  • Dukungan Manajemen
Dukungan manajemen sudah lama dikenal sebagai faktor penting dalam mengimplementasikan sistem informasi di suatu organisasi (Jarvenpaa dan Ives, 1991). Dukungan manajemen yang kuat akan membuat pegawai merasa lebih leluasa dan bebas untuk menggunakan aplikasi web 2.0 di dalam lingkungan kerja.  Pimpinan organisasi dapat mendukung penggunaan web 2.0, termasuk dengan ikut serta menggunakannya sehingga memecah struktur organisasi yang terkesan kaku.

  • Komunikasi Vertikal
Keberadaan dan kebutuhan terhadap channel komunikasi vertikal telah lama dianggap sebagai sesuatu yang penting dalam organisasi (McPhee, 1988). Komunikasi vertikal dapat menyediakan informasi-informasi penting dan terbaru terkait pekerjaan, organisasi, pemasaran dan lingkungan industri kepada pegawai. Iklim komunikasi vertikal yang positif dan efektif dianggap sebagai sarana penting untuk memperkuat pengakuan pegawai yang selanjutnya berkontribusi terhadap peningkatan performa kerjanya.

·         Komunikasi Horizontal
Dimensi horizontal dalam komunikasi di organisasi memungkinkan pembuatan dan penyebaran sebuah solusi atas suatu permasalahan ke semua bagian organisasi. Penggunaan karakteristik web 2.0 juga mampu memungkinkan bagian eksternal berpartisipasi dalam pengembangan produk, memberikan saran dan umpan balik, dan dukungan pelanggan. Kesiapan dan kemudahan dalam penggunaan web 2.0 dapat membantu menyatukan pelanggan, pemasok barang baku, dan pegawai dalam sebuah communicative ecology dengan menyediakan forum dialog, memfasilitasi interaksi antar orang ke orang dan komunikasi informal yang nantinya berkontribusi terhadap pembangunan hubungan sosial.

·         Performa Kerja
Penggunaan web 2.0 melalui aspek komunikasi vertikal dan horizsontal serta dengan dukungan manajemen dapat meningkatkan performa pegawai baik sebagai individu maupun sebagai tim.

Posting Komentar untuk "Teori Web 2.0"