Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GONTOR antara PUJI dan CACI

GONTOR antara PUJI dan CACI.. 


Dikatakan Wahabi, Padahal di Gontor seni dan budaya diberi kebebasan berkreasi,
Dikatakan Syi'ah, Eh ketika Kyai Gontor tegas berorasi soal AQIDAH dituduh PROVOKASI,
Dulu banyak yang bilang Gontor itu Liberal karena santrinya kok jarang pakai sarung dan kopyah, tapi alumninya paling banyak yang mempelajari kemurnian Islam di Universitas Islam Madinah,
Santri Gontor dikatakan tidak paham Islam karena tidak bisa baca Kitab Kuning, 
Eh ternyata indikatornya hanya karena tidak bisa syarh dalam bahasa Jawa Priyayi,
Dihina karena Nahwu di Gontor hanya pakai Nahwu Wadhih, bukan jurumiyah, imrithy, alfiyah dsb. Tapi giliran penerjemahan Tamu negara, Eh Alumni Gontor yg dicari.
Dikatakan Muhammadiyah, eh Tokoh sepuh NU dari Gontor,
Dikatakan NU, Eh pentolan Muhammadiyah dari Gontor,
Dikatakan tidak tahu hukum-hukum islam, Eh ketua MUI dari Gontor,
Yang jelas,
Gontor tidak mencetak ulama yang BERSORBAN,
Gontor tidak mencetak DA'I yang menunggu AMPLOP dari jamaah,
Semua itu kami contoh dari KIAI kami,
Dan Gontor sudah KENYANG DIPUJI dan DICACI,
Jadi ya silahkan saja, kalian mau mengganggu perjuangan GONTOR, mau memuji perjuangan GONTOR ?!
(Prof. Dr. H. Amal Fathullah Zarkasyi, MA)

Posting Komentar untuk "GONTOR antara PUJI dan CACI"