Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keimanan Setan Iblis dan Komunis (Bagian I)

Tentang Keimanan Setan, Iblis, dan Komunis


Saudaraku kaum muslimin.

Ada satu julukan mahluk yang sering diobral orang, yaitu iblis. Mereka menjadi talenan ka keuheul (talenan rasa kesal), paling sering dimarahi tapi perintah-perintahnya paling banyak ditaati. Iblis berasal dari kata ablasa dalam bahasa Arab yang artinya dihukum, diam, dan menyesal. Dia termasuk golongan jin yang diciptakan Allah dari nyala api (QS. Ar-Rahman [55]: 15) dan api yang sangat panas (QS. Al-Hijr [15]: 27). Jika di lingkungan manusia ada yang taat ada yang maksiat, ada yang ibadah ada pula yang haram jadah, sedangkan julukan bagi yang iman disebut mukmin, yang Islam disebut muslim, yang menolak disebut kafir. Demikian pula di kalangan masyarakat jin, disamping yang iman dan islam, adapula yang menolak disebut iblis (QS. Al-Kahfi [18]: 50).

Kafir dan iblis masing-masing memikul kedurhakaan untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, ketika dia melakukan kegiatan untuk mendurhakakan orang lain alias cilaka nyilakakeun (celaka mencelakai), dia menyandang predikat setan sebagaimana diungkapkan Al-Qur’an dalam surah An-Naas [114]; 5-6, “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia”. Oleh karena itu setan identik dengan iblis. Setan juga bisa orang munafik (QS Al-Baqarah [2]: 34). Jika dipertanyakan, apa bedanya setan iblis dan komunis?

Setan iblis masih percaya kepada Allah, bahkan sangat rajin memohon pertolongan kepada Allah lewat doa-doanya yang diungkapkan dalam Al-Qur’an, antara lain mohon dispensasi panjang umur (QS. Al-Hijr [15]: 36-37), mohon legalitas formal untuk menggoda manusia (QS. Al-Hijr [15]: 39-40), dan bersumpah untuk mendatangi manusia dari segenap penjuru (QS. Al-A’raaf [7]: 17). Targetnya hanya satu, yakni menjerumuskan manusia lewat amar munkar nahi ma’ruf atau menyuruh kejahatan dan melarang kebaikan.

Komunis lebih ekstrem daripada setan iblis, mereka bukan saja tidak percaya akan keberadaan Tuhan, melainkan juga anti Tuhan, bahkan agama dianggap candu dan wajib dibasmi, demikian menurut kitab Marxis/Leninis. Maka tidak heran jika tindakan mereka yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan selama ini demikian sadis dan biadab. Jika seorang istri sudah diperkosa, suaminya dibunuh, lalu matanya dicungkil, kemaluannya dipotong, mulutnya dikencingi, harta bendanya dijarah, dan rumahnya dibakar, barangkali setan juga lepas tanggung jawab. Maka kesimpulannya, atheis komunis lebih jahat daripada iblis. Pertanyaannya mengapa Tap. MPRS XXV 1966 tidak dikukuhkan saja menjadi Tap. MPR, tapi malah diusulkan untuk dihapus? Ternyata si pengusul dan para pendukungnya mempunyai beberapa argunmentasi dan alasan.

Pertama, menurut kiai pendukungnya adalah untuk menguji iman. Oke, tapi  kita harus realistis kiai! Dengan setan kapitalis saja sudah sedemikian berat sampai kita kewalahan, lebih banyak yang tidak tulus, apalagi ditambah dengan setan komunis yang mempunyai intelegensia tinggi. Nyatanya, secara illegal saja mereka sudah mampu mencuci otak manusia menjadi atheis. Konon, di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung, ada seorang mahasiswi tingkat II yang selama ini menjadi aktivis masjid, berjilbab sejak SMP. Akan tetapi, setelah dia secara intensif banyak berdiskusi mengenai ajaran Marxis, kini jilbabnya lepas, lebih porno daripada yang porno, dia menjadi perokok berat, bahkan tak pernah lagi sholat. Ujian iman di era globalisasi ini sudah cukup berat Kiai, mengapa malah mau ditambah. Apakah tidak lebih baik berdoa agar tidak diberi ujian yang tidak mampu kita pikul (QS. Al-Baqarah [2]: 286).

Kedua, menurut salah seorang elite politik muda, jika masih takut akan komunis, berarti kita tidak percaya diri! Anakku, bukan masalah percaya atau tidak percaya diri, melainkan anda harus tahu diri karena orang yang percaya diri tapi tidak tahu diri sama saja dengan bunuh diri. Jangan berlagak seperti si Astahiam, baru saja semalam bermimpi meng-KO Mike Tyson, besok harinya sudah langsung memasang plang: ‘SIAP MELATIH PETINJU PROFESIONAL TINGKAT DUNIA’. Jangan lagi berangan-angan kosong. Bukankah Allah telah berfirman bahwa setan mengatakan, “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka…” (QS. An-Nisa [4]: 118-119).

Ketiga, demi hak asasi manusia. Apa argumentasi ini tidak terbalik? Fakta sudah berbicara dengan bahasanya sendiri bahwa komunis adalah pelopor penginjak hak asasi manusia di dunia. Rata-rata yang dibantai komunis dalam satu hari ada 114 orang, hal ini diungkapkan budayawan Taufiq Ismail di Liputan 6 SCTV tanggal 20 Mei 2000. Masa hak asasi para penjahat dibela habis-habisan sementara para korban kejahatan tidak dilirik sebelah mata, aneh kan? Akan tetapi, baiklah! Sebut saja itu demi hak asasi. Jika demikian masalahnya, kita sangat setuju anak-anak anggota PKI harus diberi hak yang sama, sudah termasuk dosa bila kita mengucilkan atau menyisihkan mereka karena islam tidak mengenal dosa warisan. Mereka mesti dibina, dididik, dan dijadikan warga Negara Indonesia yang beriman dan bertakwa. Adapun mereka bekas anggota PKI yang sudah bertobat kita hargai juga karena lebih baik bekas anggota PKI daripada bekas Kiai. Bukankah orang yang terbaik itu adalah yang husnul khatimah? Sekarang jangan lagi mengotak-atik ajaran yang sudah masuk kotak karena itu bisikan setan yang terkutuk! (Bersambung)

Lanjut baca ke bagian II? Klik link berikut ini:
Keimanan Setan Iblis dan Komunis (Bagian II)

*Dicatut dari Buku ‘Komunis Lebih Ekstrem Daripada Iblis’ 
Karya KH. Olih Komarudin 
Penerbit PT. Alma’arif Bandung

Penulis: Ida Ayu Nur'Arofah



Posting Komentar untuk "Keimanan Setan Iblis dan Komunis (Bagian I)"