Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa hubungan kita dengan Turki?

Bicara tentang Turki? Terlalu jauuuh.....
Kita yang berada di Asia Tenggara, apa hubungannya dengan Turki?

Tapi mereka yang membaca sejarah dengan baik, Sultan Hamengkubuwono, Sultan Yogyakarta, Menunjukkan prasasti bahwa Turki pernah menitipkan kekuasaan kepada Sultan Hamengkubuwono. Buktinya masih dipegang sampai sekarang.


bendera turki di yogyakarta
Kyai Tunggul Wulung, Bendera Kasultanan Yogyakarta

Apa maknanya?
Bahkan diantara wali songo itu pun, diantara mereka adalah utusan dari kesultanan Turki.

Bukankah Turki itu bermazhab Hanafi?
Bukankah orang-orang Turki itu bermazhab Hanafi?
Tapi kenapa sultan yang bermazhab Hanafi mengirimkan ulama-ulama walisongo yang bermazhab syafi'i?
Ia mengerti da'wah.
"Kami memang bermazhab Hanafi, tapi kami tau, saudara kami yang jauh disana bermadzhab Syafi'i."
 Maka mereka kirim para ulama dan da'i yang bermadzhab Syafi'i demi keutuhan, demi keselamatan.


Merekalah dulu yang menerangi nusantara ini, yang sebelumnya menyembah berhala, semuanya bersyahadat, "Ashadu Allah Ilaha Illallah Wa Ashadu Anna Muhammad Rasulullah"

Maka kejatuhan Turki juga ikut menjadi keruntuhan kita. 



Apakah malam tak berakhir?

Tak tampakkah cahaya?


Ternyata di tengah gelapnya sekulerisme, di tengah gelapnya westernisasi kebarat-baratan, dalam kekuasaan Islam kalah, dalam politik Islam jatuh, dalam ekonomi berkeping.


Tapi, ada satu titik terang, ada satu yang tidak dihapuskan Mustafa Kemal Ataturk.
Apa dia?
Madrasah Imam wa Khatib.

1924, Masjid tidak lagi ramai, khamr dihalalkan, perjudian, prostitusi, pakaian pendek, semuanya merajalela. Tapi ada satu yang tidak dapat dihapuskan, Madrasah Imam wa Khatib. Ada sekolah khusus untuk Imam dan Khatib.

Hampir seabad lamanya, mereka ingin memadamkan cahaya Allah, Tapi Allah menyempurnakan cahayanya.

Pelan tapi pasti, walaupun negara sekuler, walaupun orang mabuk di tengah jalan, walaupun diskotik dimana-mana, madrasah Imam wa Khatib tetap eksis. Guru-guru dengan keikhlasan mengajarkan Al-Quran, guru-guru dengan lillahitaala mendidik anak-anak.

SubhanAllah, MasyaAllah, dari Madrasah Imam dan Khatib itu, lahirlah seorang pemimpin yang saat ini disegani dunia, yang berani duduk, meletakkan tapak kakinya di wajah Shimon Peres laknatullah alaih. Ia berani, meninju wajah Shimon Peres, orang yang berani membunuh anak-anak Palestina. Laki-laki itu bernama Erdogan, seorang  alumni dari madrasah Imam dan Khatib.

Kita boleh kalah dalam bidang ekonomi, kita boleh kalah dalam bidang politik, tapi ada satu yang tak pernah mati, Pendidikan ISLAM.

Mari kita tanamkan agama Islam di dalam diri anak-anak kita.

Banyak orang yang tidak sabar dengan keadaan ini, lalu mereka menempuh jalur kekerasan, radikalisme, bunuh! bakar! hancurkan!, ini bukan ajaran islam. Islam datang dengan kelembutan. Ajak mereka ke ajan Tuhanmu dengan hikmah, perkataan yang lembut, dan teladan. Andai ingin berdebat, debatlah dengan cara yang lembut.

Ternyata keikhlasan guru-guru itu berbuah, hari ini eropa, amerika, gentar ketika disebut nama Erdogan. Kenapa? Karena di dalam diri itu ada kekuatan. Allah berjanji, siapa diantara kamu yang murtad, meninggalkan agama ini, Allah akan ganti. Andaikata semua orang murtad, Allah akan ganti. Dengan apa Allah akan ganti? Allah cinta kepada mereka, dan mereka pun cinta kepada Allah. Mereka berjihad di jalan Allah, dan mereka tidak takut sedikitpun, karena yang mereka perjuangkan adalah bumi Allah, yang mereka tolong adalah hamba-hamba Allah, dan mereka mengharapkan balasan hanya dari Allah.

Setiap pagi, siang, malam, kita selalu katakan, "innaka la tukhliful mi'ad", "engkau tidak ingkar janji."

Itu terlalu jauh pak khatib, itu terlalu jauh pak ustadz..
Itu tidak terjadi di tempat kita..

"Bisa saja terjadi"

Jangan bangga kepada masjid yang megah, jangan bangga kepada masjid yang besar.
Kurang megah apa lagi masjid masjid aya sofia yang mereka rubah menjadi musem?

Masjid Aya Sofia

Kurang hebat apa lagi Masjid Cordova di Spanyol?


Masjid Cordova di Spanyol. 

Tapi hari ini, orang tidak boleh lagi sholat disana, di tempat mihrabnya, terpancang paling salib terbesar di Spanyol. Itu terjadi dimana saja.

Kalau tidak kita wariskan agama islam ini, untuk anak cucu kita di masa yang akan datang, apa yang terjadi di turki, bisa juga terjadi. Embrio-embrionya, bibit-bibitnya, sudah nampak hari ini. Negri Islam, lebih dari 80% muslim, raksasa! tapi raksasa itu pengecut! orang tidak lagi takut pada raksasa itu, dengan menantang, mereka berani mencalonkan diri sebagai kepala daerah, di negri markas islam, di negri simbol islam!

Apa artinya?

Tidak ada lagi ketakutan kepada umat islam, umat islam bisa dibeli dengan materi.
Kalian terkena penyakit wahn,

Sahabat bertanya, "Apa itu wahn ya Rasulullah?"
Rasul menjawab, "Cinta dunia, dan takut mati."

Maka itulah yang membuat umat ini tidak dihargai, musuh-musuh bisa membeli iman kita, membeli baju kita, membeli aqidah kita.

Islam KTP nya, Islam bapak ibunya, tapi imanya sudah dibeli orang lain, suaranya dibeli dengan harga 500.000, dengan 50.000, serangan fajar! Mereka tersenyum.

Orang yang tidak mandi wajib, dan tidak bersunat itu berani mencalonkan diri menjadi pemimpin kita, maka Islam tidak mengajarkan itu.

Posting Komentar untuk "Apa hubungan kita dengan Turki?"